Selasa, 26 Juli 2011

Aisyah ra

Seorang gadis kecil periang berumur sembilan tahun sedang gembira bermain-main dengan teman-temannya. Rambutnya awut awutan dan mukanya kotor karena debu. Tiba-tiba beberapa orang yang sudah agak tua muncul dari sebuah rumah di dekat situ dan datang ke tempat anak-anak tadi bermain-main. Mereka lalu membawa anak gadis itu pulang, memberinya pakaian yang rapi, dan malam itu juga, gadis itu dinikahkan dengan laki-iaki paling agung di antara manusia, Nabi ummat Islam. Suatu penghormatan paling unik yang pernah diterima seorang wanita. Aisyah adalah salah seorang putri tersayang Sayidina Abu Bakar ra, sahabat Nabi yang setia, yang kemudian menggantikan Nabi sebagai Khalifah Islam yang pertama.

Aisyah rha. lahir di Mekkah 614 Masehi, delapan tahun sebelum permulaan zaman Hijrah. Orangtuanya sudah memeluk agama Islam. Sejak mulai kecil anak gadis itu telah dididik sesuai dengan tradisi paling mulia - agama Islam - dan dengan sempurna dipersiapkan dan diberinya hak penuh untuk kemudian menduduki tempat yang mulia. Ia menjadi istri Nabi selama sepuluh tahun. Masih muda sewaktu dinikahkan dengan Nabi, tetapi ia memiliki kemampuan sangat baik sehingga dapat menyesuaikan diri dengan tugas barunya. Kehadirannya membuktikan bahwa ia seorang yang cerdas dan setia, dan sebagai istri, sangat mencintai tokoh dermawan paling besar bagi umat manusia.

Di seluruh dunia, ia diakui sebagai pembawa riwayat paling otentik bagi ajaran Islam seperti apa yang telah disunahkan oleh suaminya. Ia di anugerahi ingatan yang sangat tajam, dan mampu mengingat segala pertanyaan yang diajukan para tamu wanita kepada Nabi, serta juga mengingat segenap jawaban yang diberikan oleh Nabi. Diingatnya secara sempurna semua yang disampaikan Nabi kepada para delegasi dan jemaah di masjid. Karena kamar Aisyah itu bersebelahan dengan masjid, dengan cermat dan tekun ia mendengarkan dakwah, ta'lim, dan mudzakarah Nabi dengan para sahabat dan orang-orang lain. Ia mengajukan juga pertanyaan-pertanyaan kepada Nabi tentang soal-soal yang sulit dan rumit sehubungan dengan ajaran agama Islam. Hal-hal inilah yang menyebabkan ia menjadi ilmuwan dan periwayat yang paling besar dan paling otentik bagi sunnah Nabi dan ajaran Islam.

Aisyah tidak ditakdirkan hidup bersama-sama dengan Nabi untuk waktu yang lama. Pernikahannya itu berlangsung hanya sepuluh tahun saja. Tahun 11 Hijrah, 632 Masehi, Nabi wafat dan dimakamkan di kamar yang dihuni Aisyah. Nabi digantikan oleh seorang sahabat yang setia, Abu Bakar ra, sebagai khalifah islam yang pertama. Aisyah terus menduduki urutan pertama, dan setelah Fathima rha. meninggai dunia di tahun 11 Hijrah, Aisyah dianggap sebagai wanita yang paling penting di dunia Islam. Tetapi ayahnya, Abu Bakar, tidak berumur panjang. Ia meninggal dunia dua setengah tahun setelah wafat Nabi. Selama kekuasaan Umar al-Faruq, khalifah yang kedua, Aisyah menduduki posisi sebagai ibu utama di seluruh daerah-daerah Islam yang secara cepat makin meluas. Orang datang untuk meminta nasihat-nasihatnya yang bijaksana tentang segala hal yang pen ting. Umar terbunuh dan kemudian Khalifah Usman. Dua peristiwa kesyahidan tersebut telah mengguncangkan sendi-sendi Islam, dan menjurus kepada perpecahan yang tragis di kalangan umat Islam. Keadaan itu sangat merugikan agama yang sedang menyebar luas dan berkembang dengan cepat, yang pada waktu itu telah menjalar sampai ke batas pegunungan Atlas di sebelah Barat, dan ke puncak-puncak Hindu Kush di sebelah Timur. Aisyah tidak dapat tinggal diam sebagai penonton dalam menghadapi oknum-oknum pemecah-belah itu. Dengan sepenuh hati ia membela mereka yang menuntut balas atas kesyahidan khalifah yang ketiga. Di dalam Perang Unta, suatu pertempuran melawan Ali, khalifah yang keempat, pasukan Aisyah kalah dan ia terus mundur ke Madinah di bawah perlindungan pengawal yang diberikan oleh putra khalifah sendiri. Beberapa orang sejarawan yang menaruh minat terhadap peristiwa itu, baik yang Muslim maupun yang bukan, memberikan kritik kepada Aisyah dalam pertempuran melawan Ali. Tetapi tidak seorang pun yang meragukan kesungguhan hati dan keyakinan Aisyah untuk menuntut balas bagi darah Usman.

Aisyah menyaksikan berbagai perubahan yang dialami oleh Islam selama tiga puluh tahun kekuasaan khalifah yang saleh. Ia meninggal dunia tahun 678 Masehi. Ketika itu kekuasaan berada di tangan Muawiyah. Penguasa ini amat takut kepada Aisyah dengan kritik-kritiknya yang pedas berkenaan dengan negara Islam yang secara politis sedang berubah itu. Ibu Utama agama Islam ini terkenal dengan bermacam ragam sifatnya kesalehannya, umurnya, kebijaksanaannya, kesederhanaannya, kemurahan hatinya, dan kesungguhan hatinya untuk menjaga kemurnian riwayat sunnah Nabi. Kesederhanaan dan kesopanannya segera menjadi obor penyuluh bagi wanita Islam sejak waktu itu juga. Ia menghuni ruangan yang berukuran kurang dari 12 X 12 kaki bersama-sama dengan Nabi. Ruangan itu beratap rendah, terbuat dari batang dan daun kurma, diplester dengan lumpur. Pintunya cuma satu, itu pun tanpa daun pintu, dan hanya ditutup dengan secarik kain yang digantungkan di atasnya.

Selama masa hidup Nabi, jarang Aisyah tidak kekurangan makan. Pada malam hari ketika Nabi mengembuskan napasnya yang tera khir, Aisyah tidak mempunyai minyak Waktu Khalifah Umar berkuasa, istri dan beberapa sahabat Nabi mendapatkan tunjangan yang cukup besar tiap bulannya. Aisyah jarang menahan uang atau pemberian yang diterimanya sampai keesokan harinya, karena semuanya itu segera dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkannya. Pada suatu hari di bulan Ramadhan, waktu Abdullah ibn Zubair menyerahkan sekantung uang sejumlah satu lakh dirham, Aisyah membagikan uang itu sebelum waktu berbuka puasa.

Aisyah pada zamannya terkenal sebagai orator. Pengabdiannya kepada basyarakat, dan usahanya untuk mengembangkan pengetahuan orang tentang sunnah dan fiqh, tidak ada tandingannya di dalam catatan sejarah Islam. Jika orang menemukan persoalan mengenai sunnah dan fiqh yang sukar untuk dipecahkan, soal itu akhirnya dibawa kepada Aisyah, dan kata kata Aisyah menjadi keputusan terakhir. Kecuali Ali, Abdullah ibn Abbas dengan Abdullah ibn Umar, Aisyah juga termasuk kelompok intelektual di tahun-tahun pertama Islam.

Ibu Agung Agama Islam ini mengembuskan napas yang terakhir 17 Ramadhan, 58 Hijriah (13 Juli, 678 Masehi). Kematiannya menimbulkan rasa duka terutama di Madinah dan di seluruh dunia Islam. Aisyah rha. bersama Khadijah rha. dan Fathima az-Zahra rha. dianggap sebagai wanita yang paling menonjol di kalangan wanita Islam. Kebanyakan para ulama menempatkan Fathimah rha. di tangga teratas, diikuti oleh Khadijah rha, dengan Aisyah rha sebagai yang terakhir. Tapi ulama ibn Hazim malah menempatkan Aisyah rha. nomor dua sesudah Nabi Muhammad SAW, di atas semua istri, sahabat, dan rekan-rekannya. Menurut Allama ibn Taimiya, Fatima-lah yang berada di tempat teratas, karena ia itu anak tersayang Nabi, Khadijah itu agung karena dialah orang pertama yang memeluk agama Islam. Tetapi, tidak seorang pun yang menandingi Aisyah mengenai peranannya dalam menyebarluaskan ajaran Nabi.

Senin, 25 Juli 2011

Marhaban Ya Ramadhan ....

Assalamualaikum
Tak terasa..Insya Alloh dalam hitungan hari umat muslim diseluruh dunia akan menyambut bulan suci ramadhan
Tiba-tiba dalam hati ini muncul bayangan dan kenangan suasana ramadhan yang lalu…..terlebih masa-masa ketika kita masih berumur belasan tahun
Alangkah bahagianya kala itu……
Barangkali akan sangat berbeda apa yang dirasakan masyarakat perkotaan
Duduk bersama satu meja…bersama keluarga tercinta…..adalah barang yang sangat mahal
Namun demikian tidak seperti halnya dengan bulan suci ramadhan
Tak perlu untuk menyewa cafe…atau restoran ternama untuk bisa menyatukan kita dalam satu meja makan bersama dengan keluarga tercinta.
Bersyukur diri ini Insya Alloh masih diberikan kesempatan beribadah puasa dibulan suci ramadhan tahun ini
Memasuki ramadhan bagaikan menyelam dalam samudera luas tak bertepi…….dimana didalamnya berjuntai terumbu karang nan elok bertahta mutiara cinta dan kedamaian.
Memasuki ramadhan bagaikan melangkah menuju oase penyejuk dahaga dan tempat berteduh ditengah hiruk pikuk dan keluh kesah kehidupan yang bernama duniawi.
Marhaban ya Ramadhan
Semoga kami bisa menyiapkan diri dengan sepenuh hati, fikiran dan fisik untuk menerima mahkota keutamaan seribu bulan yang engkau usung dari langit suci.
Ramadhan diambang pintu…
Menyapa dan memeluk kita semua.
Terlalu banyak kesalahan dan kekhilafan yang terlahir dari diri ini
Mohon maaf setulus-tulusnya dan seikhlas-ikhlasnya dari Bapak dan Ibu semua.
Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan 1429H.
Semoga ramadhan tahun ini lebih bermakna lagi dari ramadhan sebelumnya…mungkin saja ini adalah ramadhan yang terakhir buat kita semua..
1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadhan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. (HR. Ahmad dan Tabrani)
Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadhan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.
2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadhan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadhan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.
3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadhan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadhan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).
Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadhan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadhan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.
4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.
5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]
6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadhan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’:7.
7. Sambut Ramadhan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadhan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]
8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadhan.
9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:
· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.
· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.
10. Sambutlah Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Sya’ban semakin merayap, Ramadhan kian dekat. Selamat bersiap-siap menyambut Ramadhan!!!
“Ya Allah panjangkan umur kami sehingga berjumpa Ramadhan.” Allahumma aamiin.
by : kafilah 007 

Minggu, 24 Juli 2011

RENUNGKANLAH

    • Assalamu'allaikum Warahmatullahi Wabarakaatu
    A'udzubillahiminasyaitonirrajim Bissmillhirahmanirrahim
Ashadualla ilaa haillallah Wa Ashadua'anna Muhammadarrasulullah
       Tiada sikap yang lebih baik dan mulia, bagi hamba ALLAH SWT Yang bertauhid,
Cepat atau lambat Kita akan bertemu dengan nya (ALLAH SWT)
Kecuali langkah taqwa menyertai kita. DI MNAPUN,KAPANPUN Dan Insya'Allah dalam KONDISI APAPUN.
             Subhanallah wal hamdulilla walaa ilaa haillallahu Allahuakbar
Semoga kita semua di lindungi Di berkahii ALLAH SWT Saudara Sadari se taqwa dan se agama,
Kita tidak hidup lama di Di dunia ini,dan kita akan hidup di Akherat nanti selama lama nya,
Di akherat hidup tidak satu abad, sepulu abad, seribu abad, semiliar abad, bahkan setriliun abad, tapi kita hidup untuk selama lama nya.
                                 Sementara waktu yang di berikan ALLAH SWT sangatlah terlalu  sebentar,
Inillah yang membuat orang mukmin menjadi  CERDAS cerdas nya karna IMAN nya kpada ALLAH SWT  DAN ingin bahagia selamanya di akherat nanti.
Tidak mau terjebak Oleh enak sesa'at lalu menderita berkepanjangan selama lama nya di akherat nanti,
persis seperti ana dan sadari sadari di malang  ini,kita mushafir di dunia ini, ini bukan tempat kita sadara sadari ku kita sudah di ijinkan oleh ALLAH SWT ;
Melewati alam ARWAH, ALAM RAHIM, Sekarang di ALAM DUNIA , Tdak lama lagi Kita akan WAFAT Dan melewati PINTU SAKARATUL MAUT, KEMUDIAN MASUK ALAM KUBUR.
        Dan kita sudah  menyaksikan  sadara sadari kita, sahabat kita dan keluarga keluarga yang kita sayangi  WAFAT,
Yang sekarang ada di ALAM KUBUR,  Dan kemudian AKHERAT di mulai dengan KIAMAT Dan kita sudah menyaksikan KIAMAT KIAMAT KECIL (SUGRO)  Kematian , musibah ,gempa gempa banjir dan tanah longsor itulah kiamat kecil sebelum
KIAMAT BESAR (QUBRO)
               Sadara sadari , Walau cuma sebentar di DUNIA ini tapi menentukan keada'an kita  di AKHERAT nanti, Walau kita sebentar di dunia ini tetapi RESIKO nya kita tanggung di AKHERAT nanti.
                      ALLAHUAKBAR WALILLAH ILHAM
           Dan sesungguh nya Orang yg BERIMAN ingin bahagia sebentar di DUNIA dan BAHAGIA selama lama nya di AKHERAT nanti.
   YAA ALLAH YAA RABBANA SUNGGUH KAMI DALAM GENGGAMAN KEMAHA'AN MU YAA ALLAH
MAKA DARI ITU TEGUHKAN , KUATKAN IMAN DAN TAQWA KAMI YAA ALLAH AGAR KAMI SELALU SENANTIASA  ISTIQOMAH, TAWAKAL KEPADA MU, JAUHKANLAH APAPUN DAN SESIAPAUN YG  AKAN MEMBUAT KAMI MEMJAUH DARI MU YAA ALLAH  TAPI DEKAT KANLAH APAPUN DAN SESIAPAPUN YANG AKAN MEMBAWA KAMI KE JENNAH MU YAA ALLAH,
SUNGGUH KAMI BERLINDUNG KEPADAMU DARI GODA'AN SYEITAN YANG TERKUTUK, BAIK YANG BERUPA GA'IB MAUPUN SYAITON YG BERUPA MANUSIA YA ALLAH.
  SUNGGUH KAMI MOHON AMPUN AKAN N KE DZALIMAN DARI UJUNG RANBUT SAMPAI UJUNG KAKI KAMI YAA ALLAH
HANYA KEPADA MULAH KAMI KEMBALI YAA ALLAH
DAN PABILA PINTU MA'AF  MU SUDAH TERTUTUP KMNA KAMI AKAN BERPALING YAA ALLAH.
   RABBANAA AATINA FIDDUNYA HAASANAH WAFIL AAHIRATI HASANATA WA KINA ADHABANNAR